3.02.2012

Pentingnya Tarbiyah Dzatiyah

  No comments    
categories: 

Ada sesuatu yang lezat dalam beriman, ada sesuatu yang lezat dalam berkorban untuk Allah. Inilah orang-orang yang faham betul tentang pentingnya tarbiyah dzatiyah. Yaitu orang yang tau dan faham betul bagaimana tarbiyah dzatiyah itu untuk dirinya, untuk keluarganya dan untuk binaan serta murid-muridnya. Dalam hal ini murid lebih tepat dibanding dengan kata siswa, karena murid berasal dari kata arada yang artinya punya keinginan yang senantiasa punya kecintaan terhadap kebenaran. Qowwiman bagaimana bisa menopang topangan-topangan bagi tarbiyah dzatiyah, bagaimana kita mengembangkan modal tarbiyah dzatiyah (pengetahuan dan wawasan, dalamnya ruhiyah dan kematangan diri ) yang kita punya. Dalam hal ini ada setidaknya enam hal yang harus terkumpul dalam diri kita agar materi-materi yang kita terima ataupun materi-materi yang kita berikan tidak hanya menjadi onggokan catatan atau kebanggaan dan hafalan ilmiah semata.
Yang pertama adalah ikhlas ( hudurul niat ). Seperti Imam nawawi yang menempatkan hadits pertamanya dengan ikhlas. Contohnya banyak orang yang tidak mampu untuk menunaikan ibadah haji, tetapi memiliki niat yang kuat  untuk ibadah haji, insya allah akan selalu ada jalan. Maka, ihdharul niat sangatlah penting. Seperti dalam hadist Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang tidak pernah ada niat dalam dirinya untuk berjuang di jalan Allah kemudian jika ia mati, maka ia mati dalam kemunafikan”.
Yang kedua al istima’ wattibail ahsan (mau mendengar dan mengikuti yang terbaik). Semua firman baik, namun ada momen –momen yang tidak tepat jika kita memberikan suatu firman yang memang tidak tepat untuk momen tersebut, maka hasilnya pun tidak akan tepat.
Yang ketiga memiliki posisi dan sikap yang sama dengan para rasul. Banyak sirah yang mengisahkan tentang para rasul, tapi satu inti dari semuanya adalah tentang keteguhan hati. Kesesatan timbul dari dua hal : jahil berasal dari orang yang tidak punya ilmu, namun orang yang punya ilmu bisa tersesat karena hawa nafsunya.
Yang keempat dan kelima adalah sabar dan kokoh. Kita haruslah kuat dalam memikul beban. Surat 21 ayat  23, yang artinya :
“Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang mati)?. Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai”.

            Sumber : Ceramah Ust.Rahmat Abdullah

0 comments:

Post a Comment