11.04.2015

Menuju Puncak Mega (2222 Mdpl)

  No comments    
categories: 
Puncak Mega merupakan puncak dari Gunung Puntang yang berada di daerah Bandung Selatan. Puncak Mega memiliki ketinggian 2222 Mdpl dengan track yang terus menanjak dan beberapa spot yang sulit didaki. Mega yang berarti awan, itulah yang menjadi alasan kenapa puncak ini disebut sebagai puncak mega, karena di puncak ini selalu "mendung bermega" penuh awan. 

Di tulisan sebelumnya saya membahas area wana wisata Gunung Puntang yang bisa ditapaki dengan "jalan-jalan cantik",tetapi untuk mencapai puncak Mega ini itu tidak berlaku. Untuk tetap cantik dalam keadaan naik gunung, rasanya bagi saya masih sulit.. hehehe..


Pengalaman saya mendaki puncak Mega sungguh berkesan. Saya berangkat bersama adik, teman SMP, teman dan senior kuliah serta teman baru dari Jakarta. Kami melakukan tracking malam hari, dikarenakan ingin bisa menikmati sunrise di keesokan harinya. Kami mulai pendakian pada tanggal 15 Agustus 2015 pada pukul 21.30 WIB. Pendakian dimulai dengan persiapan logistik, pemanasan dan tentu saja berdo'a. 
10 menit awal, rasanya nafas sudah mulai terasa berat dikarenakan track yang langsung menanjak dan bebatuan yang cukup berdebu. Nafas yang terasa sempit tidak hanya dirasakan oleh saya, namun adik dan teman saya yang notabene ini merupakan pendakian pertama bagi mereka. Adik saya pun (selanjutnya disebut key) meminta kami berhenti sejenak, karena ia kesulitan bernafas. Sekitar 2 menit untuk break digunakan untuk duduk serta meminum sedikit air. Kami pun melanjutkan perjalanan yang memang normalnya akan kami tempuh sekitar 4 jam. 
Tak lama kemudian, key pun meminta berhenti lagi dan lagi. Setelah kesekian kalinya istirahat, key meminta agar kami terus melanjutkan perjalanan sedangkan ia akan turun kembali dan tidak mampu mencapai puncak, ia khawatir menghambat perjalanan kami. Saya, kang Ade dan yang lainnya pun meyakinkan bahwa key pasti bisa, dan jika lelah kita bisa beristirahat dengan ritme yang dapat diatur. Untuk memudahkan langkah key dalam pendakian, dua botol besar air mineral yang dibawanya dipindahkan ke Azhari dan Fikri. Kami pun melanjutkan perjalanan. Angin yang semakin kencang, nafas yang semakin berat serta langkah kaki yang harus semakin kami perkuat, itulah yang kami rasakan. 
Kebersamaan menjadi hal utama dalam pendakian, saling menunggu bagi yang kelelahan menjadi keniscayaan. Saling menyemangati dan gotong royong dalam mobilisasi logistik pun penting. Dzikir dan do'a yang tak lupa selalu terucap dalam lisan dan hati, itu pun utama. 
Singkat cerita, kami pun sampai di pos 3 setelah pendakian sekitar 3 jam. Pemandangan langit penuh bintang menjadi salah satu sumber semangat yang menyenangkan. Obrolan santai dan hangat sembari melangkah menjadi salah satu bahan bakar untuk terus yakin akan sampai ke puncak. Perjalanan dari pos 3 ke pos 2 memakan waktu sekitar 45 menit. Kami break di pos 2, melihat sekeliling apakah masih ada lahan untuk kami memasang tenda sekedar bermalam. Nyatanya pos 2 penuh, kami pun melanjutkan perjalanan menuju pos 1 sekitar 20 menit. Rasa lega dan lelah menjadi satu, tapi kami masih harus mendirikan tenda serta mengisi perut yang kian terasa perih melilit. 
Setelah "ngemil" dan minuman panas kami santap, para wanita masuk tenda dan para lelaki tidur di luar tenda. Ini terjadi karena lahan yang tersisa hanya cukup mendirikan satu tenda, sehingga apa daya para laki harus mengalah memilih tidur beralaskan matras berselimut sleeping bag. 
Tidur yang nyenyak walaupun hanya sebentar karena waktu sudah menunjukkan bahwa kami harus bergegas solat subuh. selesai solat subuh kami berjalan sedikit ke arah atas untuk menikmati mentari pagi yang hangat. Untuk melihat betapa Maha Besarnya Allah dengan bukti ciptaanNya. 

Sapaan sang mentari
Inilah puncak Mega .....



Senyum bahagia key, setelah sampai di puncak
ciwi-ciwi....
Kami menikmati pemandangan puncak gunung sampai pukul 7.30an (plus selfie dan grupie), karena kami harus sarapan, beres-beres dan kembali turun gunung. Seusai sarapan sehat (kami tidak makan mie instan, melainkan memasak tempe dan sayur serta kornet dan ikan), kami pun bergegas membereskan tenda dan barang lainnya untuk bersiap turun. Kami turun sekitar pukul 09.00.
Perjalanan turun selama 4 jam kami lalui tentu saja dengan semangat dan area pandang yang lebih baik. Kami bertemu dengan para pendaki yang naik dari berbagai usia. Ada anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, remaja bahkan kami bertemu dengan kakek yang sudah sangat sepuh tapi masih semangat untuk sampai puncak. Luar biasa bukan?

Bebatuan dan tanah gersang yang kering membuat udara semakin beredebu, kami terus bergegas turun agar segera sampai untuk sekedar istirahat dan membersihkan diri. 4 jam berlalu , kami telah sampai di titik kami memulai pendakian tadi malam. Alhamdulillah, rasa haus mendera dan pegal di kaki dan punggung semakinn terasa. 

Kami beristirahat sampai menjelang Ashar. Selepas solat dan bersih-bersih diri, kami berencana mengunjungi perkebunan teh di pangalengan. Tiba di perkebunan teh sekitar 17.30 menjelang magrib, sehingga kami menikmati pemandangan yang menenangkan itu hanya sebentar.




Demikian, sedikit cerita pengalaman saya ke puncak Mega :) kalo kamu?


0 comments:

Post a Comment