Imam Ibn Khuzaimah dalam kitab At-Targhib (jilid 2 hal 217-218) meriwayatkan sebuah hadist dari sahabat Salman RA yang mengatakan. Bahwa Rasul Saw pada hari terakhir bulan sya’ban berkhutbah di hadapan kaum muslim, sebagai berikut :
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dinaungi oleh suatu bulan yang agung lagi penuh berkah, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan: bulan yang Allah telah menjadikan puasaNya suatu kewajiban dan qiyam (Shalat) pada malam harinya suatu tahawwu’ (ibadah sunnah yang dianjurkan). Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan (sunnah) di dalamnya, (ia diganjar pahala) sama seperti menunaikan kewajiban (Fardhu) di bulan yang lain. Dan siapa saja yang menunaikan kewajiban di bulan ramadhan, (ia diganjar pahala) sama dengan orang yang mengerjakan 70 kali kewajiban tersebut di bulan lain. Ramdhan adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya surga (Al-jannah). Ramadhan itu adalah bulan memberikan pertolongan dan bulan Allah menambah rizki para mukmin di dalamnya. Siapa saja yang pada bulan itu memberikan makanan berbuka kepada orang yang puasa, maka perbuatan itu menjadi pengampunan atas dosa-dosanya, kemerdekaan dirinya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa yang diberinya makanan itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu”
Para Sahabat berkata “Ya Rasulullah, tidak semua dari kami memiliki makanan berbuka untuk orang-orang yang berpuasa” Rasulullah Saw pun menjawab “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan sebutir korma sekalipun atau seteguk air atau sehirup susu. Bulan Ramadhan ini adalah bulan yang permulaannya Rahmat., pertengahnya adalah ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Siapa saja yang meringankan beban dari orang yang dikuasainya (hamba sahaya atau bawahannya), niscaya Allah mengampuni dosanya dan membebaskannya dari api neraka. Karena itu perbanyaklah empat perkara di bulan Ramadhan ini dua perkara yang dengannya kalian menyenangkan Tuhan kalian dan dua perkara lainnya sangat kalian butuhkan. Dua perkara yang kalian lakukan untuk menyenangkan Allah adalah : mengakui dengan sesungguhnya bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan kalian memohon ampunan kepadaNya. Adapun dua perkara yang sangat kalian butuhkan adalah kalian memohon surgaNya dan berlindung dari api neraka. Siapa saja yang memberi minum kepada orang yang berbuka niscaya Allah akan memberikannya minum air dari kolamku dengan suatu minuman yang dia tidak merasa haus lagi sesudahnya hingga ia masuk surga”
Khutbah singkat Rasulullah SAW tersebut berisi sejumlah informasi dan pesan penting yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh setiap muslim. Ini di dasarkan kepada kenyataan, bahwa sekarang ini kita hidup pada suatu masa jauh dari Rasul; dan pada saat yang sama gambaran utuh kehidupan Islam telah hilang dari muka bumi.
Ada tiga belas informasi dan pesan penting dari khutbah singkat Rasulullah SAW di atas, yaitu :
Pertama; bulan Ramadhan adalah bulan agung (Syahrun ‘Azim) yang penuh berkah (Syahrun Mubarak) yang menpunyai bobot lebih disbanding sebelas bulan lainnya dan disebut sebagai penghulu segala bulan (sayyidus syuhur). Oleh karena itu. Kaum muslimin harus menyiapkan diri memasuki bulan ini dengan penyambutan yang luar biasa. Tidak boleh mereka melewatkannya dan menjalaninya dengan biasa-biasa saja.
Kedua; di dalam keagungan bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang sangat utama bagi umat manusia yaitu lailatul Qadar (malam yang nilainya lebih baik daripada 1000 bulan, atau sekitar 83 tahun 4 bulan). Imam Ibnu Jarir mneriwayatkan suatu hadist dari mujahid yang mengatakan, bahwa ada seorang lelaki bani Israil yang setiap malamnya selalu sholat hingga pagi hari, kemudian pada siang hari ia selalu berjihad melawan musuh-musuh Allah hingga sore hari. Hal itu dilakukannya secara terus-menerus selama seribu bulan. Lalu Allah SWT menurunkan firmannya “Lailatul Qadar (Malam Kemuliaan) itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Qs Al-Qadar [93] :3). Walhasil, bermal shalih pada malam kemualian di bulan ramadhan itu pahalanya lebih baik dan lebih besar daripada pahala amalan bani israil tersebut.
Ketiga, pada bulan ini llah SWT mewajibkan shaum sebulan penuh (lihat Qs Al-Baqarah [2] : 183) yang tujuannya adalah agar kita meningkatkan keimanan dan ketaqwaan semaksimal mungkin. Pada bulan-bulan lain ibadah puasa hukumnya hanyalah sunnah dan bilangan harinya tidak sampai sebulan penuh. Imam Bukhari dalam kitab Fath Al-Bari (jilid 4 hal 173). Meriwayatkan hadist dari ‘Aisyah ra, bahwasanya ia berkata : “ Rasulullah Saw kadang-kadang terus-terus berpuasa (Sunnah) sampai-sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka. Kadang-kadang beliau terus-menerus berbuka sampai-sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa (sunnah). Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurkan puasa sebulan penuh selain bulan Ramadhan dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa lebih dari bulan itu pada bulan sya’ban”. Dalam riwayat lain disebutgkan bahwa beliau Saw ibadah puasa Ramadhan selama hidup sembilan kali, delapan kali sebulan penuh selama 29 hari dan sekali selama 30 hari.
Keempat: selain mewajibkan puasa di siang hari, Allah SWT menganjurkan ibadah sunnah di malam hari berupa Qiyamul Lail yang kemudian dikenal dengan shalat terawih. Rasul Saw bersabda.”sesungguhnya Allah telah menfardhukan Shaum di bulan Ramadhan kepada kalian dan aku syari’atkan kepada kalian agar mendirikan (dengan shalat terawih). Barang siapa yang mempuasainya dan mendirikannya karena iman dan mengharapkan ridha Allah SWT niscaya ia keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari ia dikeluarkan dari ibunya [H.R an-Nasa’I dan Ahmad]
Kelima; Allah SWT menawarkan pahala luar biasa kepada kaum muslim yang rajin beribadah di bulan ramadhan. Siapa saja melakukan amalan sunnah di bulan Ramadhan akan dinilai sama dengan melakukan amaln wajib di bulan lain. Orang yang mengerjakan amalan fardhu di bulan itu. Dilipatgandakan 70 kali pahalanya. Oleh karena itu, di bulan Ramadhan kaum muslim panen pahala. Sebab, jika ia melaksanakan sholat lima waktu terus menerus selama sebulan, akan dinilai oleh Allah SWT seperti mengerjakannya dalam 70 bulan. Sedangkan sholat-sholat sunnah seperti rawatib, dhuha, tahiyatul masjid, terawih pada malam hari, dan lain-lain di ganjar dengan pahala setara dengan shalat fardhu pada bulan lain. Orang yang membayar shodaqoh dianggap sama dengan membayar zakat pada bulan lain. Sedangkan yang membayar zakat dinilai seperti membayar 70 kali membayar zakat pada bulan lain. Siapa saja yang umrah di bulan Ramadhan akan mendapatkan pahala setara dengan yang pergi haji. Karena begitu besarnya pahala, tidak heran kita membaca sejarah kaum muslimin sejak masa Rasulullah Saw tidak menghentikan ibadah jihad fi sabilillah yang sangat berat itu di bulan Ramadhan. Mereka tetap berjihad dan berpuasa. Sebab jihad yang sangat tinggi nilainya disetarakan dengan 70 kali jihad di bulan yang lain. Ibadah puasa sendiri tak terhitung pahalanya dan Allah sendiri yang akan membalasnya.
Keenam; Ramadhan disebut juga dengan bulan kesabaran (Syahrul Shabri). Dalam suatu hadist rasul Saw menggambarkan puasa sebagai separuh kesabaran (Nisfu Shabri) dan ganjarannya adalah surga. Dalam pidato di atas Rasulullah Saw menyebutkan ganjaran sabar adalah surga. Ini sesuai dengan firman Allah SWT “sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas” (Qs. Az-zumar [39]: 10)
Ketujuh; Ramadhan adalah bulan memberikan pertolongan (Syahrul Muwasah). Pada bulan ini kaum muslim sangat dianjurkan mengulurkan tangan mereka kepada kaum lemah, yakni para fakir miskin dan ornag-orang yang sedang kelaparan. Pada bulan inilah sikap kepedulian social kaum muslim yang di tempa, dan mereka disadarkan bahwa dalam harta mereka terdapat hak kaum lemah, baik yang meminta-minta maupun yang tidak mau mengemis (Qs. Adz-Dzariyat [51]: 19). Mereka pun di ingatkan oleh hadist Rasulullah Saw “Tidaklah beriman orang yang tidur nyenyak dan kenyang pada malam hari sementara tetangganya kelaparan padahal ia mengetahui hal itu”
Kedelapan; Ramadhan adalah bulan dimana Allah SWT menambahkan rizkiNya kepada seseorang Mukmin. Kaum Mukmin yang sedang berpuasa dan bekerja mencari nafkah hingga kepayahan dengan rahmat Allah akan ditambah rizkinya. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan, rahmat Allah juga diberikan kepada orang-orang yang miskin yang tidak dapat berkerja atau tidak memiliki pekerjaan. Pada bulan Ramadhan biasanya merka mendapatkan sedekah dan zakat yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan bulan-bulan yang lain.
Kesembilan; kita dianjurkan untuk memberi makan untuk berbuka bagi orang-ornag yang mengerjakan ibadah puasa. Perbuatan seperti ini adalah perbuatan mulia yang kan dibalas oleh Allah SWT dengan tiga balasan sekaligus; pertama, menggugurkan dosa-dosanya; kedua, membebaskan dirinya dari siksa api neraka; ketiga, diberi pahala setara dengan orang yang berpuasa ini tanpa mengurangi pahala yang bersangkutan sedikitpun. Ketentuan semacam ini tidak hanya berlaku bagi orang-orang yang kaya yang sanggup memberikan makanan layak untuk berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, bahkan, berlaku bagi siapapun meski hanya sekedar memberikan satu butir kurma, seteguk air, atau satu hirup air.
Kesepuluh, Ramadhan adalah bulan yang hari-harinya pertamanya adalah rahmat (kasih sayang) Allah SWT kepada kaum muslim, hari-hari pertengahannya adalah hari pengampunan (Maghfirah), dan hari-hari terakhirnya adalah pembebasan kaum muslim dari api neraka. Dalam suatu hadist disebutkan, bahwa pada bulan Ramadhan, Allah menurunkan RahmatNya dengan membuka pintu –pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.
Kesebelas; meringankan beban orang yang dikuasainya; yakni mamluk (orang-orang yang dikuasai); misalnya, budaj untuk jaman dahulu, atau barangkali untuk sekarang adalah pegawai dan bawahan.
Keduabelas; ada empat perkara yang dipesankan Rasul agar di perbanyak kaum muslimin di bulan Ramadahan. Dan dua perkara sangat disenangi oleh Allah SWT; yakni meyakini dengan sungguh-sungguh, bahwa tiada tuhan selain Allah dan istighfar (memohon ampun) kepadaNya. Dua perkara sisanya sangat dibutuhkan kaum muslim, yakni memohon surgaNya dan berlindung dari api neraka. Oleh karena itu, dibulan Ramadhan, dianjurkan memperbanyak membaca kalimat “ASyhadu An la ilaha illa al-Allah. Astaghfirullah. As’alukal jannata wa a’uzubika minnar”
Ketigabelas; siapa saja yang memberi minum kepada orang-orang yang berpuasa akan mendapatkan ganjaran yang tak ternilai harganya; yakni akan mendapatkan minuman dari Allah SWT di akhirat nanti. Minuman itu diambil darui telaga (haudh) Rasulullah Saw, dan siapa saja yang meminumnya tidak merasa haus lagi sesudahnya hungga ia masuk surga. Tentunya, orang yang mendapatkan minuman itu akan merasakan kesegaran luar biasa. Lebih-lebih lagi, peminumnya tentunya habis menjalani pemeriksaan di pos-pos pemberhentian (mauqif) di padang mahsyar yang lamanya 500 tahun.
Inilah tiga belas perkara penting yang kita bisa pahami dari khutbah Rasulullah Saw. Oleh karena itu tak ada alasan lagi bagi kita untuk menyia-nyiakan bulan Ramadhan, atau tidak melaksanakan ibadah semaksimal mungkin.
Pada dasarnya, hakikat puasa Ramadhan yang telah di wajibkan kepada kaum mukmin, tidak lain merupakan wahana penggemblengan mental, fisik dan intelektual agar kadar ketaqwaan kita meningkat dengan pesat, sehingga kita benar-benar lolos dari medan ujian kehidupan dunia dengan meraih predikat muttaqin.
Jika demikian, kita wajib menjalani ibadah puasa di bula Ramadhan ini dengan selalu memperhatikan, memenuhi, dan menyempurnakan rukun-rukun dan sunah-sunahnya. Dan kita jangan sampai terjatuh pada perkara-perkara yang membatalkan puasa maupun yang membuat puasa kita sia-sia.
Sumber : Buku Fikih Puasa Praktis; Berpuasa Seperti Rasulullah Saw
Karangan : Muhammada Ramadhan Muhtasib.
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dinaungi oleh suatu bulan yang agung lagi penuh berkah, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan: bulan yang Allah telah menjadikan puasaNya suatu kewajiban dan qiyam (Shalat) pada malam harinya suatu tahawwu’ (ibadah sunnah yang dianjurkan). Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan (sunnah) di dalamnya, (ia diganjar pahala) sama seperti menunaikan kewajiban (Fardhu) di bulan yang lain. Dan siapa saja yang menunaikan kewajiban di bulan ramadhan, (ia diganjar pahala) sama dengan orang yang mengerjakan 70 kali kewajiban tersebut di bulan lain. Ramdhan adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya surga (Al-jannah). Ramadhan itu adalah bulan memberikan pertolongan dan bulan Allah menambah rizki para mukmin di dalamnya. Siapa saja yang pada bulan itu memberikan makanan berbuka kepada orang yang puasa, maka perbuatan itu menjadi pengampunan atas dosa-dosanya, kemerdekaan dirinya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa yang diberinya makanan itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu”
Para Sahabat berkata “Ya Rasulullah, tidak semua dari kami memiliki makanan berbuka untuk orang-orang yang berpuasa” Rasulullah Saw pun menjawab “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan sebutir korma sekalipun atau seteguk air atau sehirup susu. Bulan Ramadhan ini adalah bulan yang permulaannya Rahmat., pertengahnya adalah ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Siapa saja yang meringankan beban dari orang yang dikuasainya (hamba sahaya atau bawahannya), niscaya Allah mengampuni dosanya dan membebaskannya dari api neraka. Karena itu perbanyaklah empat perkara di bulan Ramadhan ini dua perkara yang dengannya kalian menyenangkan Tuhan kalian dan dua perkara lainnya sangat kalian butuhkan. Dua perkara yang kalian lakukan untuk menyenangkan Allah adalah : mengakui dengan sesungguhnya bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan kalian memohon ampunan kepadaNya. Adapun dua perkara yang sangat kalian butuhkan adalah kalian memohon surgaNya dan berlindung dari api neraka. Siapa saja yang memberi minum kepada orang yang berbuka niscaya Allah akan memberikannya minum air dari kolamku dengan suatu minuman yang dia tidak merasa haus lagi sesudahnya hingga ia masuk surga”
Khutbah singkat Rasulullah SAW tersebut berisi sejumlah informasi dan pesan penting yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh setiap muslim. Ini di dasarkan kepada kenyataan, bahwa sekarang ini kita hidup pada suatu masa jauh dari Rasul; dan pada saat yang sama gambaran utuh kehidupan Islam telah hilang dari muka bumi.
Ada tiga belas informasi dan pesan penting dari khutbah singkat Rasulullah SAW di atas, yaitu :
Pertama; bulan Ramadhan adalah bulan agung (Syahrun ‘Azim) yang penuh berkah (Syahrun Mubarak) yang menpunyai bobot lebih disbanding sebelas bulan lainnya dan disebut sebagai penghulu segala bulan (sayyidus syuhur). Oleh karena itu. Kaum muslimin harus menyiapkan diri memasuki bulan ini dengan penyambutan yang luar biasa. Tidak boleh mereka melewatkannya dan menjalaninya dengan biasa-biasa saja.
Kedua; di dalam keagungan bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang sangat utama bagi umat manusia yaitu lailatul Qadar (malam yang nilainya lebih baik daripada 1000 bulan, atau sekitar 83 tahun 4 bulan). Imam Ibnu Jarir mneriwayatkan suatu hadist dari mujahid yang mengatakan, bahwa ada seorang lelaki bani Israil yang setiap malamnya selalu sholat hingga pagi hari, kemudian pada siang hari ia selalu berjihad melawan musuh-musuh Allah hingga sore hari. Hal itu dilakukannya secara terus-menerus selama seribu bulan. Lalu Allah SWT menurunkan firmannya “Lailatul Qadar (Malam Kemuliaan) itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Qs Al-Qadar [93] :3). Walhasil, bermal shalih pada malam kemualian di bulan ramadhan itu pahalanya lebih baik dan lebih besar daripada pahala amalan bani israil tersebut.
Ketiga, pada bulan ini llah SWT mewajibkan shaum sebulan penuh (lihat Qs Al-Baqarah [2] : 183) yang tujuannya adalah agar kita meningkatkan keimanan dan ketaqwaan semaksimal mungkin. Pada bulan-bulan lain ibadah puasa hukumnya hanyalah sunnah dan bilangan harinya tidak sampai sebulan penuh. Imam Bukhari dalam kitab Fath Al-Bari (jilid 4 hal 173). Meriwayatkan hadist dari ‘Aisyah ra, bahwasanya ia berkata : “ Rasulullah Saw kadang-kadang terus-terus berpuasa (Sunnah) sampai-sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka. Kadang-kadang beliau terus-menerus berbuka sampai-sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa (sunnah). Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurkan puasa sebulan penuh selain bulan Ramadhan dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa lebih dari bulan itu pada bulan sya’ban”. Dalam riwayat lain disebutgkan bahwa beliau Saw ibadah puasa Ramadhan selama hidup sembilan kali, delapan kali sebulan penuh selama 29 hari dan sekali selama 30 hari.
Keempat: selain mewajibkan puasa di siang hari, Allah SWT menganjurkan ibadah sunnah di malam hari berupa Qiyamul Lail yang kemudian dikenal dengan shalat terawih. Rasul Saw bersabda.”sesungguhnya Allah telah menfardhukan Shaum di bulan Ramadhan kepada kalian dan aku syari’atkan kepada kalian agar mendirikan (dengan shalat terawih). Barang siapa yang mempuasainya dan mendirikannya karena iman dan mengharapkan ridha Allah SWT niscaya ia keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari ia dikeluarkan dari ibunya [H.R an-Nasa’I dan Ahmad]
Kelima; Allah SWT menawarkan pahala luar biasa kepada kaum muslim yang rajin beribadah di bulan ramadhan. Siapa saja melakukan amalan sunnah di bulan Ramadhan akan dinilai sama dengan melakukan amaln wajib di bulan lain. Orang yang mengerjakan amalan fardhu di bulan itu. Dilipatgandakan 70 kali pahalanya. Oleh karena itu, di bulan Ramadhan kaum muslim panen pahala. Sebab, jika ia melaksanakan sholat lima waktu terus menerus selama sebulan, akan dinilai oleh Allah SWT seperti mengerjakannya dalam 70 bulan. Sedangkan sholat-sholat sunnah seperti rawatib, dhuha, tahiyatul masjid, terawih pada malam hari, dan lain-lain di ganjar dengan pahala setara dengan shalat fardhu pada bulan lain. Orang yang membayar shodaqoh dianggap sama dengan membayar zakat pada bulan lain. Sedangkan yang membayar zakat dinilai seperti membayar 70 kali membayar zakat pada bulan lain. Siapa saja yang umrah di bulan Ramadhan akan mendapatkan pahala setara dengan yang pergi haji. Karena begitu besarnya pahala, tidak heran kita membaca sejarah kaum muslimin sejak masa Rasulullah Saw tidak menghentikan ibadah jihad fi sabilillah yang sangat berat itu di bulan Ramadhan. Mereka tetap berjihad dan berpuasa. Sebab jihad yang sangat tinggi nilainya disetarakan dengan 70 kali jihad di bulan yang lain. Ibadah puasa sendiri tak terhitung pahalanya dan Allah sendiri yang akan membalasnya.
Keenam; Ramadhan disebut juga dengan bulan kesabaran (Syahrul Shabri). Dalam suatu hadist rasul Saw menggambarkan puasa sebagai separuh kesabaran (Nisfu Shabri) dan ganjarannya adalah surga. Dalam pidato di atas Rasulullah Saw menyebutkan ganjaran sabar adalah surga. Ini sesuai dengan firman Allah SWT “sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas” (Qs. Az-zumar [39]: 10)
Ketujuh; Ramadhan adalah bulan memberikan pertolongan (Syahrul Muwasah). Pada bulan ini kaum muslim sangat dianjurkan mengulurkan tangan mereka kepada kaum lemah, yakni para fakir miskin dan ornag-orang yang sedang kelaparan. Pada bulan inilah sikap kepedulian social kaum muslim yang di tempa, dan mereka disadarkan bahwa dalam harta mereka terdapat hak kaum lemah, baik yang meminta-minta maupun yang tidak mau mengemis (Qs. Adz-Dzariyat [51]: 19). Mereka pun di ingatkan oleh hadist Rasulullah Saw “Tidaklah beriman orang yang tidur nyenyak dan kenyang pada malam hari sementara tetangganya kelaparan padahal ia mengetahui hal itu”
Kedelapan; Ramadhan adalah bulan dimana Allah SWT menambahkan rizkiNya kepada seseorang Mukmin. Kaum Mukmin yang sedang berpuasa dan bekerja mencari nafkah hingga kepayahan dengan rahmat Allah akan ditambah rizkinya. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan, rahmat Allah juga diberikan kepada orang-orang yang miskin yang tidak dapat berkerja atau tidak memiliki pekerjaan. Pada bulan Ramadhan biasanya merka mendapatkan sedekah dan zakat yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan bulan-bulan yang lain.
Kesembilan; kita dianjurkan untuk memberi makan untuk berbuka bagi orang-ornag yang mengerjakan ibadah puasa. Perbuatan seperti ini adalah perbuatan mulia yang kan dibalas oleh Allah SWT dengan tiga balasan sekaligus; pertama, menggugurkan dosa-dosanya; kedua, membebaskan dirinya dari siksa api neraka; ketiga, diberi pahala setara dengan orang yang berpuasa ini tanpa mengurangi pahala yang bersangkutan sedikitpun. Ketentuan semacam ini tidak hanya berlaku bagi orang-orang yang kaya yang sanggup memberikan makanan layak untuk berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, bahkan, berlaku bagi siapapun meski hanya sekedar memberikan satu butir kurma, seteguk air, atau satu hirup air.
Kesepuluh, Ramadhan adalah bulan yang hari-harinya pertamanya adalah rahmat (kasih sayang) Allah SWT kepada kaum muslim, hari-hari pertengahannya adalah hari pengampunan (Maghfirah), dan hari-hari terakhirnya adalah pembebasan kaum muslim dari api neraka. Dalam suatu hadist disebutkan, bahwa pada bulan Ramadhan, Allah menurunkan RahmatNya dengan membuka pintu –pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.
Kesebelas; meringankan beban orang yang dikuasainya; yakni mamluk (orang-orang yang dikuasai); misalnya, budaj untuk jaman dahulu, atau barangkali untuk sekarang adalah pegawai dan bawahan.
Keduabelas; ada empat perkara yang dipesankan Rasul agar di perbanyak kaum muslimin di bulan Ramadahan. Dan dua perkara sangat disenangi oleh Allah SWT; yakni meyakini dengan sungguh-sungguh, bahwa tiada tuhan selain Allah dan istighfar (memohon ampun) kepadaNya. Dua perkara sisanya sangat dibutuhkan kaum muslim, yakni memohon surgaNya dan berlindung dari api neraka. Oleh karena itu, dibulan Ramadhan, dianjurkan memperbanyak membaca kalimat “ASyhadu An la ilaha illa al-Allah. Astaghfirullah. As’alukal jannata wa a’uzubika minnar”
Ketigabelas; siapa saja yang memberi minum kepada orang-orang yang berpuasa akan mendapatkan ganjaran yang tak ternilai harganya; yakni akan mendapatkan minuman dari Allah SWT di akhirat nanti. Minuman itu diambil darui telaga (haudh) Rasulullah Saw, dan siapa saja yang meminumnya tidak merasa haus lagi sesudahnya hungga ia masuk surga. Tentunya, orang yang mendapatkan minuman itu akan merasakan kesegaran luar biasa. Lebih-lebih lagi, peminumnya tentunya habis menjalani pemeriksaan di pos-pos pemberhentian (mauqif) di padang mahsyar yang lamanya 500 tahun.
Inilah tiga belas perkara penting yang kita bisa pahami dari khutbah Rasulullah Saw. Oleh karena itu tak ada alasan lagi bagi kita untuk menyia-nyiakan bulan Ramadhan, atau tidak melaksanakan ibadah semaksimal mungkin.
Pada dasarnya, hakikat puasa Ramadhan yang telah di wajibkan kepada kaum mukmin, tidak lain merupakan wahana penggemblengan mental, fisik dan intelektual agar kadar ketaqwaan kita meningkat dengan pesat, sehingga kita benar-benar lolos dari medan ujian kehidupan dunia dengan meraih predikat muttaqin.
Jika demikian, kita wajib menjalani ibadah puasa di bula Ramadhan ini dengan selalu memperhatikan, memenuhi, dan menyempurnakan rukun-rukun dan sunah-sunahnya. Dan kita jangan sampai terjatuh pada perkara-perkara yang membatalkan puasa maupun yang membuat puasa kita sia-sia.
Sumber : Buku Fikih Puasa Praktis; Berpuasa Seperti Rasulullah Saw
Karangan : Muhammada Ramadhan Muhtasib.
0 comments:
Post a Comment