Bismillah...
Kawan, di minggu ini tepatnya hari Rabu pukul 01 dini hari aku kehilangan pamanku yang sungguh sangat baik. Ia merupakan orang yang sangat bagus pribadinya, etos kerja yang benar-benar total serta ke-supel-annya yang membuat dia memiliki banyak teman, bahkan kenal sampai keluarga teman-temannya...
pribadinya yang hangat, baik serta selalu bekerja untuk ummat selalu menjadi panutan untuk anak-anaknya serta saudara-saudaranya.
Saat jam 02.20 mama menghubungiku dan memintaku pulang karena wafatnya pamanku ini, aku pun merasa shock tapi entah mengapa memang Allah memberikan ketenangan dan ketegaran pada keluarga besar kami. Tangis haru dan kecewa awalnya memang sangat membuncah, namun setelah melaksanakan solat malam dan tilawah, aku merasa ikhlas melepasnya. menenangkan diri dengan mengatakan bahwa ini yang terbaik untuknya, insya Allah.
" Insya Allah kamis sore aku pulang ma, siang hari setelah kuliah.."
Singkatnya, setelah selesai kuliah, aku pun berangkat dari jatinangor menuju sukabumi. Aku berharap keadaan di rumah tidak gegap gempita dalam kesedihan. Aku sampai di sukabumi sekitar pukul19.30 -an. Aku meminta dijemput mas bro-ku yang memang sejak pagi sudah tiba lebih dulu.
"assalamu'alaikum..." sahutku
"wa'alaikumussalam..." sahut beramai-ramai
orang yang pertama kali aku temui adalah bu wuri, isteri dari pamanku. Aku pun menyalaminya dan mengatakan agar ia bisa kuat dan sabar dalam menghadapi semua ini. ia pun mengiyakan ucapanku dan sedikit berlinang air mata. Sedih hatiku melihatnya. selanjutnya aku pun mendekati anaknya yang terbesar, Tasya. ku belai rambutnya dan ku elus punggunggnya agar ia merasa bahwa ia masih punya banyak orang.
Suasana saat itu, tidak begitu mencekam. pikirku mungkin semuanya sudah ikhlas dan mampu menerima takdir ini.Anggota keluarga yang lain bercerita mengenai apa yang terjadi pra-wafat dan aku pun tertegun. Aku mendengar ada dua orang yang bermimpi sebelum kepergian pamanku. salah satunya adalah Najla anak bungsunya. Ia bermimpi melihat sang ayah yang berwajah sangat ganteng dan memakai pakaian putih memanggilnya untuk memasuki sebuah pintu yang amat indah nan megah. saat najla ingin mengikuti ayahnya, tiba-tiba ia merasa ada yang menarik dirinya, sehingga ayahnya pun pergi sendirian menuju pintu tadi. Selain hal itu, sebelum wafat pamanku memiliki memar-memar di beberapa bagian tubuhnya. Hal itu tidak terjadi padanya saat ia dimandikan. memar-memar dan bengkak hilang saat dimandikan. badanya begitu bersih dan putih. Subhanallah...
Jika dilihat dari tanda-tanda wafatnya pamanku, mudah-mudahan Allah memasukkannya ke dalam golongan kanan yang Allah cintai. Aamiin Ya Rabbal 'alamin... :D
0 comments:
Post a Comment