Anak-anak merupakan aset agama dan bangsa. Miris jika kita lihat anak-anak tanpa masa depan, sedari kecil sudah minim pendidikan serta kasih sayang bahkan ada yang dirusak oleh orang-orang terdekatnya. Kasus yang terjadi sekarang ini seperti kekerasan terhadap anak oleh orang tua, eksploitasi anak, tindakan asusila, pemerkosaan bahkan pembunuhan masih ada di masyarakat kita. Sedihnya anak merasa insecure bahkan dengan keluarga terdekatnya. Lalu apa yang harus dilakukan? apakah mengandalkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan LSM sejenis saja sudah cukup? rasanya tidak. Peran orang tua atau wali sebagai orang terdekat sangatlah krusial, itulah mengapa pentingnya ilmu parenting dalam sebuah rumah tangga. Orang tua atau wali harus menjadi tempat pelabuhan teraman bagi anak, tempat curhat yang utama, tempat pendidikan akhlak dan karakter awal bagi anak, serta monitor tumbuh kembang anak.
Harus disadari estafet kepemimpinan di semua lini akan sampai kepada anak-anak masa kini. Regenerasi adalah keniscayaan, karenanya pendidikan bagi anak-anak sangatlah penting. Fungsi pendidikan dalam keluarga dan lembaga pendidikan formal harusnya beriringan. Dalam keluarga,terdapat konsep parenting menurut Ali bin abi thalib r.a :
1. 7 tahun pertama (1-7) perlakukan anakmu seperti raja. Pada usia ini,perkembangan anak secara fisik,emosi sosial dan intelektual sedang berada pada titik start. Maka perlakuan orang tua yang penuh kasih sayang,lembut,mengajarkan dan memberi teladan kebaikan amatlah penting. Pada usia ini anak sedang memiliki keingintahuan tinggi,mudah meniru orang lain serta jiwa yang masih rapuh dan labil,sehingga sikap marah,membentak dan kasar tidak baik bagi perkembangannya.
2. 7 tahun kedua (8-14) perlakukan anakmu seperti tawanan.
Tawanan di sini bukan berarti mengekang,tetapi memberikan hak secara proporsional disamping adanya kewajiban dan larangan. Masa-masa usia ini,anak sudah bisa diajarkan kedisiplinan dalam hidupnya.
Tawanan di sini bukan berarti mengekang,tetapi memberikan hak secara proporsional disamping adanya kewajiban dan larangan. Masa-masa usia ini,anak sudah bisa diajarkan kedisiplinan dalam hidupnya.
3. 7 tahun ketiga (15-21) perlakukan anakmu seperti sahabat.
Usia 15 merupakan rata-rata usia anak mencapai akil balig, dimana semua ibadah dan dosa sudah menjadi tanggungan diri sang anak. Peran orang tua sebagai sahabat amat penting,karena anak mulai beranjak dewasa. Sudah bisa memilih dan memutuskan segala hal dalam hidupnya.
Usia 15 merupakan rata-rata usia anak mencapai akil balig, dimana semua ibadah dan dosa sudah menjadi tanggungan diri sang anak. Peran orang tua sebagai sahabat amat penting,karena anak mulai beranjak dewasa. Sudah bisa memilih dan memutuskan segala hal dalam hidupnya.
“Ya Tuhan kami,anugerahkanlah kepada kami dari isteri-isteri kami dan keturunan kami kesenangan hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang beriman” (QS. Al Furqan: 74)
Jagalah mereka. Berikan kecukupan kasih sayang, materil, kesehatan serta pendidikan yang baik. Lembaga pendidikan formal pun harus berfungsi sebagai mana mestinya, mendidik tidak sebatas mengajar. Jika semua bersinergi, In sha Allah masa depan anak-anak sebagai pewaris agama dan bangsa akan cemerlang. Aaamiin.