Rasanya pilu melihat postingan tahun ini yang hanya satu,dan itu pun isinya "nyebar undangan pernikahan", hehe...okey karena masih dalam suasana pengantin baru (cieeee....:p) di tulisan kali ini saya akan bahas perjalanan bertemu, atau tepatnya ditemukan oleh sang suami (wikwiww... ).
Ready?
Suatu hari tetiba ada sebuah pesan yang masuk ke inbox facebook saya, menanyakan sekarang saya tinggal dimana, apakah bersama suami?intinya sih beliau memastikan apakah saya sudah menikah. Bulan berikutnya beliau mengirim pesan lagi yang isinya menanyakan apakah saya sudah siap untuk menikah. Jawaban yang saya lontarkan adalah "siap gak siap ya sedang mempersiapkan"..dan jawaban ini sesekali menjadi candaan kami berdua. wkwkwk.. Setelah jawaban itu, beberapa minggu berikutnya beliau menanyakan lagi apakah bersedia taaruf dengan beliau? saat itu pesannya saya abaikan karena saya pun sedang berproses taaruf dengan ikhwan lain. Eh dikirain beliau gak akan tanya lagi, singkat cerita beberapa bulan berikutnya beliau menanyakan hal yang sama. So,setelah saya sampaikan hal ini kepada murobbiyah, saya pun memberikan kontak MR saya agar bisa dihubungi oleh MR beliau.
Bagi yang masih bertanya-tanya seperti apa sih proses taaruf itu?
secara umum gak ada aturan baku yang mengatur taaruf itu seperti apa,tapi intinya ada hal-hal yang harus dijaga dan dilaksanakan. Taaruf itu harus ada fasilitator (orang tua/murabbi/teman/saudara yang sudah menikah), hindari komunikasi yang hanya diketahui dua orang (sms/chat/telp),tidak ada agenda jalan berdua (kan bukan mahram), sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, netralkan hati agar saat proses istikharah jawabannya tak terasa bias, selalu luruskan niat dan menjaga interaksi dengan Allah.
Adapun step taaruf yang saya jalani, sebagai berikut :
1. CV akhwat dibaca ikhwan
2. CV ikhwan dibaca akhwat
3. Nadzor : pertemuan tatap muka yang dimoderatori oleh kedua murabbi,disini adalah kesempatan untuk melihat langsung calon dan mengajukan pertanyaan2 mengenai CV yang belum jelas maupun di luar itu.
4. Kunjungan ikhwan ke keluarga akhwat
5. Kunjungan akhwat (ditemani orang tua/mahram) ke keluarga ikhwan
6. Khitbah
7.Akad dan walimah
Di jaman now, step taaruf ini umum diterapkan bahkan oleh penyedia fasilitas taaruf secara online,seperti rumahtaaruf.com. Terbukti kakak saya bertemu jodohnya via web tersebut,Maa syaa Allah tabarakallah untuk penyedia layanan tersebut,semoga semakin profesional, terjaga dan berbuah pahala serta manfaat.
Back to topic, step taaruf tadi saya jalani.Saya sempat galau juga, tapi dengan terus mendekat ke Allah dengan tak lepas istikharah dan nasihat dari beberapa pihak saya mantap melangkah lanjut,Bismillah...
Lucu aja, setelah sah menjadi sepasang suami istri kami masih sering terheran-heran kok bisa jodoh ya.. hehe walaupun dulu pernah satu organisasi saat SMA kurang lebih setahun di FIKROH (Forum Ikatan Rohis Sekolah). Sebenernya kami gak kenal secara personal loh, bahkan suami gak tau katanya tsam itu yang mana,wkwkwk :)
Ada ujaran "carilah jodoh itu yang se-fikroh,agar mudah bekerja sama dan makin menguatkan"
Eh ternyata beneran se-FIKROH,wkwkwk :D
Suatu hari tetiba ada sebuah pesan yang masuk ke inbox facebook saya, menanyakan sekarang saya tinggal dimana, apakah bersama suami?intinya sih beliau memastikan apakah saya sudah menikah. Bulan berikutnya beliau mengirim pesan lagi yang isinya menanyakan apakah saya sudah siap untuk menikah. Jawaban yang saya lontarkan adalah "siap gak siap ya sedang mempersiapkan"..dan jawaban ini sesekali menjadi candaan kami berdua. wkwkwk.. Setelah jawaban itu, beberapa minggu berikutnya beliau menanyakan lagi apakah bersedia taaruf dengan beliau? saat itu pesannya saya abaikan karena saya pun sedang berproses taaruf dengan ikhwan lain. Eh dikirain beliau gak akan tanya lagi, singkat cerita beberapa bulan berikutnya beliau menanyakan hal yang sama. So,setelah saya sampaikan hal ini kepada murobbiyah, saya pun memberikan kontak MR saya agar bisa dihubungi oleh MR beliau.
Bagi yang masih bertanya-tanya seperti apa sih proses taaruf itu?
secara umum gak ada aturan baku yang mengatur taaruf itu seperti apa,tapi intinya ada hal-hal yang harus dijaga dan dilaksanakan. Taaruf itu harus ada fasilitator (orang tua/murabbi/teman/saudara yang sudah menikah), hindari komunikasi yang hanya diketahui dua orang (sms/chat/telp),tidak ada agenda jalan berdua (kan bukan mahram), sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, netralkan hati agar saat proses istikharah jawabannya tak terasa bias, selalu luruskan niat dan menjaga interaksi dengan Allah.
Adapun step taaruf yang saya jalani, sebagai berikut :
1. CV akhwat dibaca ikhwan
2. CV ikhwan dibaca akhwat
3. Nadzor : pertemuan tatap muka yang dimoderatori oleh kedua murabbi,disini adalah kesempatan untuk melihat langsung calon dan mengajukan pertanyaan2 mengenai CV yang belum jelas maupun di luar itu.
4. Kunjungan ikhwan ke keluarga akhwat
5. Kunjungan akhwat (ditemani orang tua/mahram) ke keluarga ikhwan
6. Khitbah
7.Akad dan walimah
Di jaman now, step taaruf ini umum diterapkan bahkan oleh penyedia fasilitas taaruf secara online,seperti rumahtaaruf.com. Terbukti kakak saya bertemu jodohnya via web tersebut,Maa syaa Allah tabarakallah untuk penyedia layanan tersebut,semoga semakin profesional, terjaga dan berbuah pahala serta manfaat.
Back to topic, step taaruf tadi saya jalani.Saya sempat galau juga, tapi dengan terus mendekat ke Allah dengan tak lepas istikharah dan nasihat dari beberapa pihak saya mantap melangkah lanjut,Bismillah...
Lucu aja, setelah sah menjadi sepasang suami istri kami masih sering terheran-heran kok bisa jodoh ya.. hehe walaupun dulu pernah satu organisasi saat SMA kurang lebih setahun di FIKROH (Forum Ikatan Rohis Sekolah). Sebenernya kami gak kenal secara personal loh, bahkan suami gak tau katanya tsam itu yang mana,wkwkwk :)
Ada ujaran "carilah jodoh itu yang se-fikroh,agar mudah bekerja sama dan makin menguatkan"
Eh ternyata beneran se-FIKROH,wkwkwk :D
0 comments:
Post a Comment