Shalat merupakan kewajiban bagi umat Islam, sebagai pelaksanaan rukun Islam kedua, ibadah ini juga yang membedakan ritual Islam dengan agama-agama lainnya, keharusan shalat diperintahkan melalui firman Allah : “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaahaa, 20:14).
Shalat berarti kita sedang menghadap dan berkomunikasi serta mengingat Allah, yang dipertegas dengan ucapan “shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata-mata hanya untuk Allah semata”. Hal ini berarti setelah shalat seharusnya tidak melakukan perbuatan yang melanggar sunatullah, karena kita selalu ingat bahwa Allah senantiasa Maha Menyaksikan dan Maha Menatap apa yang kita kerjakan. Jika sebaliknya yang terjadi berarti ada yang tidak beres pada shalatnya.
Sebuat riset ilmiah yang dilakukan oleh seorang Doktor Neurologi di AS terhadap otak manusia telah meng-antarkannya kepada pemelukan agama Islam. Keajaiban itu ditemui olehnya sewaktu melakukan kajian otak, dimana dijumpai bahwa dalam otak manusia terdapat urat saraf yang tidak dimasuki oleh darah, padahal logika umum mengatakan bahwa setiap inchi otak manusia memerlukan darah yang cukup agar berfungsi secara normal. Setelah melakukan kajian yang memakan waktu lama, akhirnya ia menyimpulkan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf otak melainkan jika orang tersebut shalat, yakni ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Artinya darah akan memasuki bagian urat otak tersebut mengikuti kadar shalat 5 waktu yang di wajibkan oleh Islam.
Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak menunaikan shalat, maka otak tidak akan menerima darah yang cukup agar berfungsi secara normal. Oleh karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut Islam "sepenuhnya", karena sifat fitrah kejadiannya yang memang telah digariskan Allah dengan agamanya yang indah. Sehingga makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak shalat, walaupun akal mereka tampak normal, namun sebenarnya dalam suatu kondisi tertentu, sebenarnya kehilangan pertimbangan di dalam membuat keputusan secara normal.
Jadi, tidak heranlah jika timbul beragam gejala sosial di masyarakat saat ini, karena manusia terkadang tidak segan-segan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan fitrahnya, yang disebabkan oleh tidak bekerjanya otak secara normal, dan belum khusyuknya shalat yang dilakukan, padahal dalam Surat Al ‘Ankabuut (QS., 29:45), disebutkan, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguh-nya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Semoga shalat kita dapat menjaga kesadaran ikhsan, kesadaran yang menghidupkan hati dan pikiran bahwa Allah SWT akan senantiasa melihat apapun yang kita lakukan, dan kita terjaga untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan munkar. Amin.
0 comments:
Post a Comment