8.12.2011

Jangan usir anak - anak dari Masjid

  No comments    
categories: ,


Anak-anak oh anak-anak...
lucunya kalian... ngegemesin banget...
Suatu ketika, disaat salat tarawih di malam ke-14 bulan Ramadhan. Semua khusyuk melaksanakan solat dengan berjamaah. semua tenggelam dalam nikmatnya bertaqarub padaNya. semua bacaan dan hati hanya tertuju pada yang Satu.
Selesai solat witir, selagi berdo'a tiba-tiba anak-anak kecil sekitar umur 5-6 tahun menangis dan berbisik-bisik pada teman sebayanya...
" ih sieun ningali jurig di ditu..." ucap agung
" dimana? ihhh...." ucap umar
" tuh di ditu, deket kosan anu itu...kumaha atuh sieun..." sambil terisak agung berkata dengan agak terbata-bata
" ke balik sareng saha? sareng abi we atuh, bareng sareng ema..." ucap Dani
" tapi nepi ka bumi agung nya..."
" muhun , hayu ke dianterkeun ku ema..." ucap Dani penuh perhatian
" atawa bade sareng abi jeung bapa abi, ke dianterna ku bapa abi" ucap Aden
" ah sareng emak Dani we..."
" ke tong ningali kana bulan nya..." bisik Ical
" kunaon kitu? " seru agung
" eta we bisi dikulilingan ku jurig, sieun ih..."
" heueuh, ke agung lumpat we, tong ningali ka luhur, terus tos dugi ka bumi, langsung konci we pantona, bobo weh..." saran Dani
" enya atuh enya.. anteurkeun nya pokokna mah..." ucap agung dengan nada memelas
selagi imam berdo'a dan diamini para makmum, bisik-bisik dan celotehan anak-anak ini semakin keras dan cukup mengganggu konsentrasi imam yang sedang khusyuk berdo'a. tiba-tiba ...
imam membalikkan badannya dan berteriak
" eh barudak tong gandeng atuh... daripada ngaganggu mendingan baralik kituh..."
sontak semua kaget mendengar teriakan imam. Dan tangisan Agung pun semakin menjadi-jadi. Semua ricuh menenangkan Agung, apalagi Dani, Ical serta Umar dan Aden yang sedari tadi bingung bagaimana agar tangisan agung berhenti.
Datanglah emak Dani memeluk Agung dan menenangkannya. Sang imam pun jadi kikuk setelah melihat akibat tindakannya yang berlebihan. Mungkin sang imam kesal, karena do'anya tidak beres-beres dan berputar-putar karena konsentrasinya terpecah oleh celoteh para anak.
" Pak carana sanes kitu atuh ka barudak mah.." ucap emak Dani sambil mengelus-ngelus kepala Agung
" ehem... muhun atuh da, eta we garandeng..." jawab sang imam
" keun weh da barudak namina ge pak, tong diusir kitu, ke mun geus jauh ti mesjid mah lumpatna bisi kana nu teu bener..., leuwih gawat eta mah..."
" muhun-muhun..., hampunten nya agung bapak salah..." ucap sang imam sambil mendekat ke arah agung
Akhirnya agung diantarkan ke rumahnya oleh sang imam. Dan dari kejadian ini, sang imam belajar bahwa cara membimbing dan memperingatkan anak tidak boleh lah dengan cara yang seperti itu. Kasar dan keras. karena psikologi anak akan terganggu. Janganlah mengusir anak-anak dari mesjid, karena hal itu akan membuat anak justru ogah berkunjung ke mesjid. Biarkanlah mereka kan masih anak-anak. Kita hanya perlu mendidik dan membimbingnya agar tahu aturan di mesjid seperti apa. Dan  membuat mereka menjadi pecinta mesjid, yang nantinya akan menjadi pemuda yang hatinya selalu terikat dengan mesjid dan ingin memakmurkan mesjid.
Wallahu a'lam

0 comments:

Post a Comment